Kamis, 03 Oktober 2019

Manajemen Proyek Dan Resiko


1  M1 . PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK
   
   Latar belakang, sejarah dan motivasi mempelajari manajemen proyek khususnya TI

-Laporan Chaos 1995
• Penelitian Standish Group menunjukkan 31,1% mengejutkan
proyek akan dibatalkan sebelum mereka pernah mendapatkan selesai.
• Hasil lebih lanjut menunjukkan 52,7% dari proyek akan menelan biaya lebih dari 189% perkiraan asli mereka.
• Di sisi keberhasilan, rata-rata hanya 16,2% untuk perangkat lunak
proyek yang diselesaikan tepat waktu.
- Sebuah laporan tahun 2001 menunjukkan bahwa AS menghabiskan $ 2.3 triliun untuk
proyek setiap tahun.
• belanja TI di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 4%
dan 6% dalam beberapa tahun mendatang.
• Pada tahun 2003 rata-rata manajer proyek senior di US berpenghasilan
hampir $ 90,000 per tahun
• Di AS, nomor-satu realitas acara TV pada tahun 2004, menggambarkan peran manajer proyek penting dalam bisnis.

2 Keuntungan menggunakan formal manajemen proyek

• Kontrol yang lebih baik di bidang keuangan, fisik, dan SDM
• Meningkatnya relasi dengan customer
• Waktu pembangunan yang lebih singkat
• Biaya yang lebih rendah
• Kualitas lebih tinggi & meningkatnya reliabilitas
• Keuntungan yang lebih besar
• Meningkatnya produktivitas
• Koordinasi yang lebih baik
• Moral pekerja lebih baik


3 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek

Proyek adalah rangkaian usaha dalam jangka waktu  tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa unik tertentu , dilaksanakan oleh manusia  dengan memanfaatkan berbagai sumber daya melalui rangkaian proses perencanaan, eksekusi dan kontrol.
Contoh Proyek :
-          Membuat desain baru kendaraan di zaman sekarang.
-          Mengembangkan produk baru
-          Membangun sebuah gedung atau fasilitas dalam sebuah lingkungan
-          Membuat perubahan dalam struktur organisasi.

a) Proyek memiliki jangka waktu tertentu yang berarti bahwa rangkaian aktivitas tersebut memiliki titik mulai dan titik selesai yang pasti (ditargetkan).

b) Bersifat unik yang berarti bahwa tidak ada proyek yang menghasil kan produk atau jasa yang identik.
Manajemen Proyek yaitu penerapan pengetahuan, kompetensi, keahlian, peralatan, metodologi, dan teknik didalam proses pengelolaan sebuah proyek sehingga   dapat memenuhi kebutuhan dan harapan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) dari proyek tersebut.


4 Kendala-kendala Manajemen Proyek

·         Proyek harus beroperasi  dalam lingkungan organisasi yang luas.
·         Manajer proyek perlu mengambil pandangan holistik atau sistem proyek dan mengerti bagaimana terletak didalam organisasi besar.
5 KerangkaKerja DanArea Knowledge Manajemen Proyek

Kerangka Kerja Manajemen Proyek
·         Kerangka kerja manajemen proyek menyediakan struktur dasar untuk memahami manajemen proyek
·         Konteks manajemen proyek  menggambarkan lingkungan internal dan eksternal dimana dimana proyek tersebut beroperasi.
·         Rangkaian proses manajemen proyek  menggambarkan pandangan umum tentang bagaimana proses manajemen proyek dalam pengelolaan proyek tersebut dilaksanakan dan hubungan keterkaitan antaranya.

Area Knowledge Manajemen Proyek
1. Pengelolaan Waktu proyek termasuk memperkirakan berapa lama memakan waktu untuk menyelesaikan kerja, membangun jadwal proyek yang dapat diterima, dan menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek tersebut.
2. Pengelolaan Lingkup proyek termasuk menentukan dan mengelola semua kerja yang diperlukan untuk menyeleesaikan kesuksesan proyek.
3. Pengelolaan Biaya proyek terdiri dari persiapan dan pengelolaan biaya untuk proyek.
4. Proyek pengelolaan Resiko termasuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko yang terjadi di dalam proyek.
5. Proyek SDM memperhatikan kegunaan efektif dari orang yang terkait dengan proyek itu.
6. Project Integration management mempengaruhi dan dipengaruhioleh 8 area pengetahuan lainnya

6.Alat dan Tehnik Manajemen Proyek

Alat dan tehnik manajemen proyek membantu manajer proyek maupun timnya dari berbagai aspek manejemen proyek.
1. Analisis waktu, bagan Gantt, dan diagram network.
2. Perkiraan biaya
3. Perkiraan ruang lingkup

7.Hubungan manajemen proyek dengan disiplin ilmu lain

·         Sebagian besar pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengelola proyek yang unik atau hampir unik untuk manajemen proyek (misalnya: analisis jalur kritis dan struktur kerja rincian). Namun PMBOK tidak tumpang tindih dengan disiplin manajemen yang lain nya.
·         Manajemen umum meliputi perencanaan, pengorganisasian, staf, melaksanakan, dan mengendalikan operasi perusahaan berlangsung. Manajemen umum juga termasuk mendukung disiplin ilmu seperti pemrograman computer, hukum, statistic dan teori probabilitas,logistic dan personel. PMBOK ini tumpang tindih manajemen umum di banyak daerah- prilaku organisasi, peramalan keuangan, dan teknik perencanaan.
·         Daerah aplikasi adalah kategori proyek yang memeiliki elemen umum yang signifikan dalam proyek tsb namun tidak dibutuhkan hadir dalam semua proyek. Daerah aplikasi didefinisikan dalam hal :
a)      Teknis elemen, seperti pengembangan perangkat lunak, farmasi atau teknik kontruksi.
b)      Manajemen elemen, seperti kontrak pemerintah atau pengembangan produk baru.
c)       Industry kelompok, seperti otomotif, kimia, atau layanan keuangan

8 Bagan gantt, diagram network dan alat manajemen proyek enterprise

Diagram Network






Bagan Gantt



  
Alat management proyek enterprise





 9. ProfesidanSertifikasiManajemenProyek

Profesi Manajemen Proyek
Berbagai kelompok – kelompok tertentu berminat di berbagai bidang seperti engineering, berbagai bidang jasa, maupun kesehatan.

Sertifikasi Manajemen Proyek
PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada.

11. Etika dalam Manajemen Proyek

Seorang PMP harus mengikuti kode etik yang ada. Karena kode etik adalah begian penting dari semua manajemen proyek dan seorang PMP harus bertanggung jawab secara professional.

12. Manajemen Proyek Software

Enterprise Proyek Manajemen software mengintegrasikan informasi dari beberapa proyek untuk memperlihatkan status proyek-proyek yang telah disetujui, aktif, dan akan datang dalam seluruh organisasi Juga menyediakan link pada informasi yang lebih detail mengenai suatu proyek tertentu.

M2. KONTEKS MANAJAMEN PROYEK DAN TI

   Gambaran Sistem dari Manajemen Proyek

Ketika jumlah dan tingkat kerumitan proyek terus berkembang, maka manajemen proyek itu harus semakin perlu dipraktekan untuk membiasakan diri menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang ditemui. Sehingga tingkat kerumitan yang menjadi beban, lama – lama akan berkurang.

Manajer proyek yang sukses harus memiliki dan mengembangkan banyak ketrampilan dan memimpin tim mereka melalui praktek langsung. Proyek memiliki beberapa atribut, seperti bersifat unik, sementara dan dikembangkan secara incremental. Sebuah kerangka untuk manajemen proyek termasuk stakeholder, sembilan bidang pengetahuan, tools dan teknik, dan menciptakan portofolio proyek untuk menjamin kesuksesan perusahaan.

·        Komitmen stakeholder dan top manajemen dalam proyek TI

Stakeholder adalah orang-orang yang terkait dalam aktivitas proyek dan setiap stakeholder mempunyai komitmen untuk bekerja secara professional dan bertanggung jawab dalam setiap manajemen proyek kerja. Stakeholder termasuk tim proyek, manajer proyek, sponsor proyek, maupun user (pengguna).

· Pemahaman mengenai Organisasi dan struktur dasar organisasi serta pengaruhnya pada proyek.

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,materialmesinmetodelingkungan),sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
§     Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
§     James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
§     Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
§     Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. .

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran 
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur

Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal
Variabel Struktur
1. UKURAN (SIZE) :- makin besar akan semakin komplek impersonal, semakinlugas , semakin sulit diarahkan, semakin sulit dipadukan.- ukuran menciptakan dilemma.- tak ada yang tahu ukuran yang optimum.
2. JUMLAH TINGKATAN HIRARKHI :- Kalau terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi vertikal.- Sebaiknya tak terlalu banyak.- Perhatikan efektivitas komunikasi.
3. STRUKTUR KEWENANGAN :- Orang-orang yang punya kewenangan membuat keputusan bagiorganisasi.- Siapa saja yang termasuk dalam struktur ?- Bila hanya satu orang bisa timbil kesulitan.- Pendelegasian wewenang.
4. STRUKTUR KOMUNIKASI :- Variabel yang terpenting.- Dari puncak hirarkhi sampai ke paling bawah.- Juga perlu diperhatikan komunikasi horisontal.
5. STRUKTUR TUGAS :- Sama dengan struktur peranan.- Cara organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada anggota-anggotanya.- Apakah semua pekerjaan terbagi habis ?- Apakah semua anggota mendapat peranan ?- Apakah hanya orang tertentu saja yang berperan ?
6. STRUKTUR STATUS DAN PRESTIS :- Apa yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan yangdiberikan ?- Apakah prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan menjadianggota organisasi ?- Apakah prestis terbagi secara merata ?- Apakah organisasi memiliki jenjang status yang terbuka bagi semuaanggota ?
7. JARAK PSIKOLOGIS :- Antara orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan orang- orang di bawah (yang melakukan pekerjaan).- Komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarkhi.- Menunjukkan kemudahan komunikasi ver-tikal effektif/tidakPhase dan siklus hidup proyek .

·        Phase dan Siklus Hidup Proyek

Ada 6 tahap siklus hidup proyek yaitu: Model Water Fall, System Engineering, Over Lapping Phases, prototyping, joint aplication development, herative life cycle.
Berikut penjelasan secara detailnya:
1. Model Water Fall
Ø System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software.
Ø Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak / Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.
Ø Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai.
Ø Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
Ø Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan.
Ø Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.

2. System Engineering
Tahapannya dengan menggunakan OMT (Object Modelling Technique)
Ø Model Objek.
Ø Model Dinamis.
Ø Model Fungsional.

3. Over Lapping Phases
Ø Komunikasi pelanggan Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
Ø Perencanaan Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
Ø Analisis Resiko Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko manajemen dan teknis.
Ø Perekayasaan Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.
Ø Konstruksi dan peluncuran Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan memberi pelayanan kepada pemakai.
Ø Evaluasi Pelanggan Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.

4. Prototyping
Ø Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
Ø Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
Ø Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
Ø Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
Ø Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.
Ø Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Ø Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

5. Joint Aplication Development
Ø Bussiness Modelling Tahap ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan informasi.
Ø Data Modelling Tahap aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data.
Ø Process Modelling Tahap dimana objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis.
Ø Aplication Generation Tahap dimana menggunakan component program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi.
Ø Testing and Turnover Tahap pengujian sistem.
6. Herative Life Cycle
Ø Perencanaan (Planning) Tujuan dari tahap perencanaan adalah untuk meng-hasilkan rencana kerja (work plan) formal untuk pengembangan sistem
Ø Pendefinisian Knowledge (Knowledge Definition) Tujuan tahap ini adalah mendefiniskan kebutuhan knowledge dari sistem
Ø Perancangan Knowledge (Knowledge Design) Tujuan tahap ini adalah menghasilkan rancangan rinci untuk sistem
Ø Koding dan pengujian (Code and Checkout) Tahap ini menandakan dimulainya pemrograman
Ø Verifikasi Knowledge (Knowledge Verification) Tahap ini bertujuan untuk menentukan ketepatan, kelengkapan, dan konsistensi sistem
Ø Evaluasi sistem (System Evaluation) Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus dan bertujuan untuk menyimpulkan apa yang dipelajari dari rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan

·        Siklus hidup produk.

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar .
 Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk.
Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

2. Tahap pertumbuhan (growth).Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

·        Konteks dari proyek IT.

Sebuah fenomena yang unik telah terjadi dalam bidang teknologi informasi. Fenomena ini dapat dilihat pada seluruh aktivitas yang terdapat didalamnya. Hampir seluruh aktivitas yang terkait dengan kegiatan perencanaan, pengembangan dan penerapan teknologi informasi dilakukan melalui aktivitas berbasis proyek. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin, dimana dalam menyelesaikan aktivitas berorientasi proyek, waktu pelaksanaan kegiatan, sasaran yang ingin dicapai, out put yang akan dihasilkan, pihak-pihak yang terlibat, besarnya anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan ditetapkan dengan jelas.
Fenomena diatas mengindikasikan bahwa seseorang yang ingin berhasil dalam meniti karir di dunia IT, harus memiliki kemampuan yang baik dalam bidang manajemen proyek teknologi informasi.
Selain diterapkan dalam bidang konstruksi, ilmu manajemen proyek juga tidak kalah pentingnya untuk diterapkan dalam bidang IT. Nilai proyek IT yang cukup besar menyebabkan penanganan proyek-proyek IT harus direncanakan secara matang. Tidak jarang banyak proyek IT yang mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan, jadwal maupun batasan biaya yang telah ditetapkan diawal

·        Fungsi kerja manajemen proyek

Mamfaat manajemen proyek dilihat dari segi bidang-bidang tertentu yaitu:
1. Planning to Do( Perencanaan Selanjutnya)Berfungsi sebagai memberikan gambaran hubungan ketergantungan dan pekerjaan, mengindetifikasi jalur kritis, merencanakan sumber daya, dan mengindentifikasi adanya select.
2. PengendalianBerungsi memberikan dasar-dasar gambaran patokan dalam pengendalian proyek.
3. Lingkup kerja dan masalah yang dihadapi.Berfungsi memberikan dorongan nyata demi terciptanya komunikasi anatar pemimpin proyek dan pelaksana proyek dilapangan ,
 supaya sukses dan mendapatkan hasil yang memuaskan.Menurut H.Kerzener bahwa sisklus proyek adalah kegiatan dari awal kemudian bertambah macam dan intensitasnya sampai puncak , kebawah dan keatas , masing-masing memiliki tahap khusus yang kompleksitas , ukuran dan jadwal yang ditentukan, atau diperlukan .Kompleksitas proyek tergantung pada:


A. jumlah ragam macam kegiatan.
B. Macam dan jumlah kegiatan didalam suatu proyek dan luar.Supaya poryek cepat berhasil ada hal yang penting diperhatikan yaitu:
1. konsepsional proyek
2. definisi proyek
3. penyusunan organisasi
4. pelaksanaan proyek
5. peneyelesaian proyek.

Setiap akhir pengkajian dan keputusan apakah proyek tersebur dapat dilaksanakan ketahap berikutnya . hasil dari setiap tahap terdahulu merupakan masukan utama bagi tahap berikutnya.

·        Keahlian Seorang Manajer Proyek

Seorang manajer proyek harus memiliki keterampilan yang luas hardskill maupun softskillnya.
Keahlian yang disarankan yaitu :
1. Keterampilan berkomunikasi yang baik dan cekatan.
2. Keahlian dalam berorganisasi sehingga dapat membuat rencana dan menganalisis masalah.
3. Keterampilan team-building untuk memotivasi dan bekerja sama pada tim proyeknya.
4. Keterampilan teknologi
5. Keterampilan penyesuaian diri yaitu fleksibel, kreatif, sabar serta pantang menyerah.
6. Keterampilan kepemimpinan agar memberikan visi yang besar untuk tujuan proyek tsb

·        Berikut adalah karakteristik dari manajer proyek yang efektif dan tidak efektif :

Effective project manager
.Visioner
.Kompeten
.Motivator yang baik
.Mendukung anggota tim
.Membuat ide – ide baru

Ineffective project manager
.Minder
.Motivator yang buruk
.Tidak Kompeten
.Komunikator yang buruk

M3.Group Proses manajemen Proyek


Pada Group Process Manajemen Proyek Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan Tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :
a. Inisiasi Proyek
b. Kontrol Proyek
c. Perencanaan Proyek
d.Penutupan/akhir proyek
e.Eksekusi Proyek Dalam inisiasi proyek dilakukan sebuah pendefinisian proyek perencanaan.
 Mendefinisikan atau merinci suatu tujuan proyek tersebut, serta merencanakan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan, sesuai dengan.
batasan yang telah disepakati di dalam inisiasi proyek ialah sebagai berikut:

a. Eksekusi, Mengintregasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek.
  b. Kontrol, Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
c. Akhir, Melakukan formalisasi hasil proyek.

Hubungan antara Grup proses dan area Knowledg
  nowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi didalam grup proses.

Memilih Metodologi Manajemen Proyek
  Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC).
   
  Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol.
Memilih metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang “one size fits all.”
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek.Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang lengkap dari metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara high level, kemudian menentukan yang menjadimain interest, lalu melakukan klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah artikel “Defining & Classifying Project Management Methodologies.” Berikut ini gambaran level dari klasifikasi metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut.
  Ada baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific, customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek.
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel “Methodology Per Project”. Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi.Lebih jauh lagi.Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar.

  Manajemen Proyek terdiri dari beberapa proses, sbb:
• Executing
Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi
• Monitoring and Controlling
Adalah pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.
• Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita ada:
  Project Management Intranet Site
• Inisiasi Proyek.

merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk  direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan.
• Dokumen Inisiasi
Merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.

Rencana Proyek
Adalah sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.

Eksekusi Proyek dan Pengawasan Proyek
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek jugapenyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Grup Proses Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Bagian-bagian Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu
   • Inisiasi Proyek
• Perencanaan Proyek
• Eksekusi Proyek
• Kontrol Proyek
• Penutupan/akhir proyek
   
Inisiasi Proyek
  Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.
   Perencanaan Proyek

Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.
   
   Eksekusi Proyek

Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.

Kontrol Proyek

Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
   Akhir Proyek

Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek
• Project Integration Management Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi.Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik.
• Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
• Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
• Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar